Keluarga Sampaikan Kronologi Pemulangan Jasad WN Australia Tanpa Jantung

Kasus kematian Byron Haddow, seorang Warga Negara Australia yang ditemukan di sebuah vila di Bali, menyisakan banyak pertanyaan bagi keluarganya dan pihak berwenang. Kejadian yang terjadi pada Mei 2025 ini tak hanya menyangkut kematiannya, tetapi juga prosedur pemulangan jasadnya yang memicu berbagai kontroversi dan penelusuran lebih lanjut.

Ni Luh Arie Ratna Sukasari, kuasa hukum dari keluarga Haddow, mengungkapkan bahwa temuan autopsi menunjukkan banyak kejanggalan. Pihaknya merasa tidak puas dengan penanganan kasus ini dan mengecam lambannya tindakan pihak kepolisian.

Byron ditemukan di kolam renang vila dengan luka-luka misterius, menjadikan kasus ini semakin rumit. Autopsi menampilkan adanya trauma fisik yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari para penyelidik dan pihak terkait.

Misteri di Balik Kematian Byron Haddow

Setelah kabar kematian Byron diterima, keluarga langsung berusaha mengetahui lebih jauh mengenai peristiwa tersebut. Ratna menyebutkan bahwa hasil autopsi tidak sejalan dengan penjelasan awal yang mengatakan bahwa ia hanya ditemukan di kolam renang.

Keberadaan luka-luka dan pendarahan yang ditemukan dalam autopsi mengundang keraguan akan penyebab kematian yang sebenarnya. Keterlambatan dalam pelaporan kejadian ini oleh saksi pun menjadi perhatian utama bagi keluarga ketika menyikapi situasi ini.

Ratna menekankan bahwa penyelidikan harus melibatkan semua saksi yang berada di lokasi kejadian untuk mendapatkan gambaran yang utuh. Namun, polisi malah membiarkan saksi-saksi ini pergi tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Prosedur Pemulangan Jasad dan Penahanan Jantung

Salah satu poin krusial dari kasus ini adalah pemulangan jasad Byron tanpa organ jantungnya. Keluarga baru mengetahui hal ini setelah jenazah dipulangkan ke Australia, mengundang reaksi kekecewaan dari orang tua korban.

Ratna mengungkapkan bahwa pihak keluarga merasa diperlakukan tidak manusiawi, terutama karena mereka tidak diberi informasi mengenai penahanan organ tersebut. Semua ini menambah beban emosional keluarga yang sudah berduka.

Keluarga diharapkan agar rekaman CCTV dan bukti tambahan lainnya diperiksa demi kejelasan peristiwa yang terjadi. Dengan semakin jelasnya kronologi, diharapkan titik terang dapat ditemukan dalam kasus tragis ini.

Langkah-Langkah Penyidikan Selanjutnya

Penyelidikan selanjutnya harus lebih transparan dan profesional, dengan melibatkan pihak konsulat Australia demi mendapatkan pernyataan dari saksi-saksi. Ratna menegaskan bahwa pihak kepolisian harus menunjukkan keseriusan dalam mengungkap kebenaran.

Keluarga akan terus berjuang untuk keadilan dan keterbukaan berkaitan dengan segala informasi mengenai kematian Byron. Mereka berharap pihak berwenang tidak hanya berpangku tangan dalam menghadapi kasus ini.

Dari penemuan transaksi keuangan sebelum kematian hingga kejanggalan dalam laporan autopsi, semuanya harus diteliti agar kebenaran bisa terungkap. Pihak keluarga berhak untuk mendapat penjelasan dan klarifikasi dari lembaga medis yang terlibat.

Pentingnya Transparansi dalam Kasus Ini

Transparansi dalam penyelidikan sangat diperlukan guna membangun kepercayaan publik terhadap institusi hukum dan medis. Ratna menggarisbawahi bahwa situasi ini menyangkut lebih dari sekadar kasus individu, tapi juga integritas lembaga di Indonesia.

Menuntut kejelasan dari RSUP dan kepolisian menjadi langkah yang harus diambil agar hal serupa tidak terulang di masa depan. Kasus ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya pedoman etika dan prosedur dalam bertindak.

Keluarga berharap seluruh proses berjalan dengan adil dan tidak ada yang ditutupi. Mereka berhak mendapatkan detail yang jelas tentang apa yang terjadi dan bagaimana perawatan medis dilakukan terhadap Byron.

Related posts