Tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny telah menimbulkan duka yang mendalam bagi masyarakat setempat. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur bekerja keras dalam mengidentifikasi jenazah korban yang terlibat dalam insiden yang memilukan ini.
Pada Senin sore, tim DVI berhasil mengidentifikasi dua jenazah tambahan, sehingga total jenazah yang telah teridentifikasi kini mencapai 55 orang. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim, Kombes M Khusnan, menjelaskan perkembangan terbaru di rumah sakit tempat jenazah disimpan.
Proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode DNA medis dan properti penunjang. Khusnan mengungkapkan bahwa tim DVI telah bekerja dengan sangat teliti dalam memastikan data ante mortem sesuai dengan hasil identifikasi di lapangan.
Langkah-Langkah Tim DVI dalam Mengidentifikasi Korban
Tim DVI menggunakan berbagai metode untuk memastikan identifikasi yang akurat. Salah satu cara yang paling penting adalah analisis DNA yang dilakukan terhadap kantong jenazah.
Setiap kantong jenazah yang diterima diperiksa secara menyeluruh untuk mencocokkan dengan data ante mortem dari keluarga korban. Hal ini dilakukan agar keluarga dapat segera mendapatkan informasi yang akurat tentang keberadaan anggota keluarga mereka.
Selama proses identifikasi, tim juga menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga korban. Hal ini penting untuk memberikan dukungan dan informasi yang diperlukan agar keluarga tidak merasakan kepanikan yang lebih dalam.
Korban yang Sudah Teridentifikasi dan Data Penting Lainnya
Berdasarkan laporan yang terkumpul, dua jenazah terbaru yang berhasil diidentifikasi adalah Khafa Ahmad Maulana dan Irham Ghifari. Khafa, yang berusia 15 tahun, bertempat tinggal di Gresik, sementara Irham, yang berusia 16 tahun, berasal dari Sidoarjo.
Kedua jenazah tersebut telah diserahkan kepada keluarga, dan proses identifikasi dilanjutkan untuk lainnya. Dengan penemuan ini, total korban yang teridentifikasi kini mencapai 55 dari total 67 kantong jenazah yang diterima.
Saat ini, masih terdapat sembilan kantong jenazah yang belum teridentifikasi. Kombes M Khusnan mengkonfirmasi bahwa hingga kini, dari 63 laporan ante mortem, telah diterima terkait para korban yang hilang.
Reaksi Masyarakat Terhadap Tragedi ini
Tragedi di Pondok Pesantren Al Khoziny menyentuh hati banyak orang. Masyarakat sekitar mengungkapkan rasa duka dan simpati terhadap keluarga para korban yang harus menghadapi kehilangan yang sangat mendalam.
Berbagai inisiatif dukungan telah muncul, baik dari individu maupun kelompok masyarakat. Banyak yang menggelar doa bersama dan kegiatan sosial untuk membantu keluarga yang terkena dampak.
Kepedulian masyarakat menunjukkan betapa pentingnya solidaritas di tengah tragedi. Dengan adanya perhatian dan dukungan, diharapkan keluarga korban mendapatkan kekuatan untuk melewati masa sulit ini.