5 Alasan Elang El Gibran Berperan di Film Keadilan dengan Isu Dekat Realita Hidup

Proses syuting sebuah film seringkali diwarnai dengan berbagai tantangan yang membuat para pemeran dan kru harus menyesuaikan diri. Salah satu yang menarik adalah pengalaman baru bagi Elang El Gibran ketika berkolaborasi dengan sutradara Lee Chang Hee, yang memiliki pendekatan unik dalam pengambilan gambar.

Elang El Gibran merasa kaget dengan cara kerja sutradara yang berbeda dari biasanya. Di Indonesia, umumnya pengambilan gambar dilakukan dengan mengambil pemandangan lengkap terlebih dahulu sebelum berfokus pada detail setiap adegan, termasuk ekspresi para tokoh yang terlibat.

Di proyek ini, Elang El Gibran mengungkapkan bahwa beliau harus menyesuaikan diri dengan permintaan sutradara yang sering mengambil gambar dari tengah alur cerita. Hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya, terutama untuk menginterpretasikan perasaan tokoh yang diperankannya di setiap tahap syuting.

Pengalaman Syuting yang Berbeda dan Menantang

Dalam sesi wawancara, Elang menjelaskan bagaimana metode syuting tersebut awalnya membuatnya merasa kesulitan. “Saya harus berpikir secepat mungkin untuk memahami emosi karakter saya sesuai dengan pengambilan gambar yang diajukan,” ujarnya. Hal ini membuatnya merasa tertekan, namun juga menjadi pengalaman belajar yang berharga.

Pada hari-hari awal syuting, ia merasa bingung dan bertanya-tanya tentang kedalaman emosi tokoh yang ia perankan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai terbiasa dengan alur kerja yang baru dan menyesuaikan teknik aktingnya agar lebih sesuai dengan arahan sutradara.

Elang juga menambahkan bahwa syuting dilakukan selama maksimal 12 jam per hari, yang memberikan ritme kerja yang cukup intens. “Setelah beberapa hari, saya mulai merasakan kenyamanan dalam menjalani proses ini, dan akhirnya dapat mengeksplorasi karakter dengan lebih leluasa,” tuturnya.

Proyek Film yang Menarik Perhatian

Film yang mengambil judul Keadilan: The Verdict ini merupakan hasil kolaborasi antara beberapa rumah produksi ternama. Tidak hanya menggandeng MD Pictures, film ini juga melibatkan JNC Media Grup dan Innikor Pictures dalam proses produksinya. Kombinasi ini diharapkan dapat menghadirkan kualitas film yang menarik bagi penonton.

Film ini dijadwalkan akan tayang di bioskop Indonesia pada 20 November 2025, dan Elang El Gibran optimistis bahwa film ini akan mendapatkan sambutan hangat dari penonton. Menurutnya, cerita dan peran yang ditawarkan sangat relevan serta menarik untuk disaksikan oleh berbagai kalangan.

Disisi lain, Elang juga merasa bangga bisa berpartisipasi dalam proyek yang melibatkan banyak talenta kreatif. Ia berharap kolaborasi ini dapat memperkuat sinergi antara rumah produksi dan memberikan dampak yang positif bagi industri perfilman di Indonesia.

Antisipasi Penonton dan Pesan dalam Film

Dengan pengambilan gambar dan alur cerita yang inovatif, Keadilan: The Verdict diharapkan dapat menjadi film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan moral yang kuat. Film ini menggambarkan betapa pentingnya keadilan dalam masyarakat, serta bagaimana setiap individu dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Elang menekankan pentingnya cerita yang diusung dalam film ini. Ia yakin bahwa penonton akan dapat merasakan emosional dari tokoh-tokoh yang diperankan, serta memahami nilai-nilai yang ingin disampaikan. “Saya berharap film ini dapat menjadi bahan refleksi bagi penonton,” ungkapnya.

Dalam era di mana banyak film berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, Elang merasa bahwa Keadilan: The Verdict memiliki potensi untuk bersaing di pasar yang semakin ketat ini. Ia mengharapkan agar film ini dapat menarik perhatian lebih karena nilai-nilai yang terkandung dalam ceritanya.

Related posts