Bintang Malaysia Mundur dari SEA Games 2025 Setelah Ayah Meninggal

Winger timnas Malaysia, Haqimi Azim Rosli, terpaksa meninggalkan kompetisi SEA Games 2025 akibat kabar duka yang menerpa keluarganya. Ayahnya, Shahrol Asikin bin Mohd Shariff, telah meninggal dunia pada hari Selasa pagi, dan berita ini membuat Haqimi sangat terpukul.

Kabar mengenai kondisi kesehatan ayahnya sudah disampaikan Haqimi sebelumnya, yang menjelaskan bahwa Shahrol sedang dalam keadaan kritis karena serangan stroke. Namun, satu hari setelah informasi tersebut, keluarga Haqimi menerima kabar duka yang mengguncang hati mereka.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Haqimi mengungkapkan rasa duka yang mendalam serta kesedihannya yang tidak terbayangkan akibat kehilangan sang ayah. Ia menyatakan bahwa kepergian ayahnya sangat mendalam dan sulit diterima, namun ia berusaha untuk berserah diri pada kehendak Tuhan.

“Saya mohon doa restu dari semua pihak untuk mendoakan almarhum, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, menerima semua amal ibadahnya, dan menempatkannya di sisi-Nya yang mulia,” tulis Haqimi, yang mengharapkan dukungan moral dari para penggemar.

Pemain yang kini bergabung dengan Kuala Lumpur City FC tersebut meminta agar keluarganya dapat melalui masa sulit ini dan berharap agar doa dari masyarakat dapat menguatkan mereka dalam menghadapi kehilangan ini.

“Qimi tidak kuat seperti ini, Pa, kembalilah, Pa, Qimi ingin bertemu Papa,” ungkap Haqimi dalam ungkapan emosional yang menyentuh hati. Kembali ke Malaysia untuk menghadiri pemakaman ayahnya, Haqimi merasakan beratnya langkah yang harus dihadapi.

Perjalanan Pulang yang Penuh Makna dan Tantangan

Dari laporan yang beredar, Haqimi segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan pulang ke Malaysia. Keputusan ini adalah langkah yang penuh emosional, karena ia harus meninggalkan rekan-rekannya di SEA Games. Di tengah kesedihan ini, ia juga harus menghadapi tantangan besar di bidang olahraga.

Kepulangannya ke tanah air bertabrakan dengan momen penting bagi tim Malaysia yang sedang berlaga di ajang SEA Games 2025. Pada hari Kamis mendatang, timnya akan memainkan laga penentuan di Grup B yang bisa menentukan nasib Malaysia di babak semifinal.

Haqimi dikenal sebagai salah satu penyumbang gol di pertandingan pertama Malaysia melawan Laos, di mana timnya sukses meraih kemenangan 4-1. Kehilangannya terasa sangat berarti bagi tim, terutama menjelang pertandingan penting itu.

Rekan-rekannya di tim harus menghadapi situasi yang sulit dengan absennya salah satu pemain kunci. Namun, mereka juga menyampaikan dukungan penuh kepada Haqimi dalam masa berduka ini. Ini menunjukkan bahwa ikatan tim bukan hanya terbatas pada lapangan, tetapi juga terkait dengan solidaritas dalam situasi sulit.

Dampak Emosional terhadap Pemain dan Tim

Keluar dari ajang kompetisi sepertinya merupakan keputusan yang tepat bagi Haqimi. Situasi ini menunjukkan betapa dunia olahraga tidak terlepas dari aspek kehidupan pribadi. Sebagai seorang atlet, dia harus berjuang tidak hanya dalam kompetisi, tetapi juga dalam menghadapi realita pahit yang datang.

Hilangan yang dialaminya dapat memengaruhi kinerja di lapangan. Ketidakstabilan emosional sering kali menjadi faktor penting yang memengaruhi performa pemain dalam sebuah pertandingan. Oleh karena itu, dukungan psikologis sangat penting dalam situasi seperti ini.

Perasaan duka dan kehilangan yang mendalam bisa mengganggu konsentrasi dan fokus saat bersaing. Meski demikian, rekan tim diharapkan dapat menjaga semangat dan fokus untuk melanjutkan perjuangan di kompetisi ini.

Para pelatih juga perlu memperhatikan faktor emosional pemain agar dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan. Kemenangan di lapangan kini memiliki makna yang lebih daripada sekadar medali; ini adalah cara untuk menghormati almarhum ayah Haqimi.

Mendapatkan Dukungan dari Masyarakat dan Penggemar

Dalam menghadapi kondisi seperti ini, dukungan dari masyarakat dan penggemar sangat penting. Keluarga Haqimi, terutama dia sendiri, merasakan bahwa banyak yang peduli dan siap memberi dukungan moril. Rasa simpati yang datang dari masyarakat bisa menjadi sumber kekuatan dalam melewati masa-masa sulit.

Media sosial juga berperan penting, di mana banyak penggemar memberikan ucapan belasungkawa dan doa bagi Haqimi dan keluarganya. Ini menunjukkan betapa ikatan antara atlet dan penggemar sangatlah kuat, bahkan di luar lapangan.

Tak sedikit yang berharap Haqimi dapat meraih semangat yang lebih besar untuk kembali ke lapangan setelah masa berduka ini. Banyak yang yakin bahwa pengalaman pahit ini akan membentuk karier dan karakter Haqimi ke depannya.

Apapun hasilnya dalam kompetisi yang sedang berjalan, yang lebih penting adalah bagaimana dia dan tim belajar dari pengalaman ini. Menyelaraskan kehidupan pribadi dan profesional adalah tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh setiap atlet.

Related posts