Siswa SMPN 1 Cisarua Diduga Keracunan, 56 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Puluhan siswa dari SMPN 1 Cisarua, Jawa Barat, mengalami gejala mual, pusing, dan muntah yang diduga disebabkan oleh keracunan setelah mengonsumsi menu program Makanan Bergizi Gratis pada tanggal 14 Oktober. Sebagian besar siswa langsung mendapatkan perawatan medis di posko sekolah dan puskesmas terdekat guna meringankan gejala yang muncul.

Salah satu siswa yang terlibat, yang berinisial DO berumur 15 tahun, mengungkapkan bahwa ia mengalami gejala mual dan pusing setelah menyantap makan siang. Dia mengaku merasa tidak nyaman dan harus mendapatkan perawatan segera setelah mengalami muntah dan keluhan lainnya.

Ketika ditanya tentang menu yang dia konsumsi, DO merinci bahwa menu tersebut terdiri dari tahu,melon, ayam kecap, dan sayur. Aroma yang tidak sedap dari ayam yang dia makan membuatnya merasa khawatir, dan setelah menyantapnya, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak muntah.

Kejadian Keracunan di Sekolah Menengah Pertama

Pada hari tersebut, sekitar pukul 11.00 WIB, pihak sekolah menerima laporan mengenai siswa yang mengalami gejala keracunan. Sejumlah siswa menunjukkan gejala yang sama setelah mereka mengonsumsi makanan MBG. Untuk mencegah hal serupa terjadi pada siswa lainnya, penanganan medis segera dilakukan.

Pelaksana Harian Camat Cisarua, Herman, memastikan bahwa mereka segera berkoordinasi dengan pihak sekolah dan mengerahkan tim untuk menangani situasi darurat. Dalam komunikasi dengan kepala sekolah, mereka mengonfirmasi bahwa benar ada siswa yang mengalami keluhan kesehatan setelah konsumsi makanan dari program yang disediakan.

Beberapa orang tua siswa juga berbicara mengenai kekhawatiran mereka atas kejadian ini. Mereka menekankan pentingnya menghentikan sementara program makan gratis hingga penyebab pastinya bisa terungkap dan diperbaiki, untuk melindungi kesehatan anak-anak mereka di masa depan.

Respons dari Pihak Berwenang dan Upaya Penanganan

Herman menjelaskan bahwa Bupati Bandung Barat telah memerintahkan jajarannya untuk memastikan fasilitas kesehatan siap membantu siswa yang terpapar. Upaya koordinasi terus dilakukan untuk menjamin tidak ada lagi laporan serupa dari sekolah lain. Kegiatan pemantauan oleh pihak kecamatan dan sekolah dilakukan secara intensif.

Data yang diperoleh pada sore hari, menyebutkan bahwa total terdapat 115 siswa yang terdampak. Dari jumlah ini, 11 siswa mendapatkan penanganan di posko sekolah, sementara 56 siswa dirujuk ke beberapa rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Meskipun situasi berlangsung krusial, tim medis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan penanganan yang dibutuhkan dan menjaga agar kondisi siswa tetap stabil. Mereka yang dirujuk ke puskesmas diterima dengan cepat dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

Penyelidikan Terkait Penyebab Keracunan

Program Makanan Bergizi Gratis yang menjadi sumber masalah ini mencakup sembilan sekolah di area Cisarua. Namun, hingga saat ini, hanya SMPN 1 yang melaporkan kasus keracunan. Situasi ini menjadi perhatian besar bagi pihak yang berwenang, yang berusaha mengidentifikasi masalah dalam penyediaan makanan.

Dapur penyedia makanan, yang dikenal sebagai dapur SPPG, sebelumnya telah beroperasi tanpa ada keluhan. Selanjutnya, Dinas Kesehatan direncanakan akan melakukan pemeriksaan terhadap dapur tersebut untuk memastikan standar keamanan dan kualitas makanan yang disajikan kepada siswa.

Orang tua siswa mendesak agar tindakan pencegahan diperkuat agar insiden serupa tidak terulang lagi di kemudian hari. Mereka menyarankan pilihan menu yang lebih aman, seperti makanan kering dan susu, yang dianggap lebih tidak berisiko dibandingkan dengan menu berbahan daging.

Related posts