Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo sedang menangani kasus yang melibatkan anggota dewan bernama Wahyudin Moridu. Kasus ini mencuat setelah video yang menunjukkan keterlibatannya dalam pernyataan kontroversial tentang merampok uang negara viral di media sosial.
Video tersebut menjadi sorotan publik setelah direkam pada Juni 2025 dan diedarkan oleh seorang perempuan yang diduga dekat dengan Wahyudin. Dalam rekaman tersebut, terlihat Wahyudin dalam kondisi yang sangat tidak pantas, yang menarik perhatian banyak pihak termasuk media dan publik.
Ketua Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram Salilama, mengungkapkan bahwa pada saat video itu direkam, Wahyudin dalam kondisi mabuk. Hal ini menjadi perhatian serius bagi lembaga tersebut, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Penyebaran Video dan Implikasinya Terhadap Warga
Video yang berdurasi sekitar satu menit itu merekam pernyataan Wahyudin yang sangat meresahkan, terutama bagi masyarakat yang percaya pada integritas anggota dewan. Setiap penghubungan tindakan semacam itu dengan aksi korupsi dapat membawa dampak buruk bagi citra DPRD di mata masyarakat.
Fikram menyatakan bahwa saat dimintai klarifikasi, Wahyudin mengaku tidak mengetahui soal video tersebut hingga viral. Hal ini menunjukkan bahwa dia tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari tindakannya ketika berperilaku tidak layak.
Dari hasil klarifikasi, terungkap bahwa perempuan yang menyebarkan video berpotensi memiliki motif pribadi. Fikram menambahkan bahwa perempuan itu ingin dinikahi oleh Wahyudin, yang menarik perhatian media dan membuat publik bertanya-tanya tentang dinamika di balik layar.
Kepastian Hukum dan Tindak Lanjut yang Akan Diambil
Dalam menghadapi situasi ini, Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk melakukan investigasi yang mendalam. Mereka berencana memanggil perempuan yang menyebarkan video untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai latar belakang dan motivasinya.
Pihak BK DPRD juga memastikan bahwa mereka tidak akan mengambil langkah tergesa-gesa. Fikram menyatakan bahwa mereka ingin menganalisis semua bukti sebelum melakukan sidang lanjutan.
Kasus ini menjadi perhatian besar di tengah masyarakat, dan BK DPRD berharap bisa memberikan transparansi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Dalam waktu dekat, akan ada rapat internal untuk membahas langkah selanjutnya dalam menyidangkan kasus tersebut.
Reaksi Publik dan Respons Anggota Dewan
Menanggapi situasi ini, publik memberikan berbagai reaksi yang berkisar dari kemarahan hingga kekecewaan terhadap tindakan Wahyudin. Banyak yang mengecam pernyataan yang dinilai tidak bertanggung jawab dan mencoreng nama baik lembaga legislatif.
Sejumlah anggota dewan lainnya menekankan bahwa perilaku ini harus menjadi dorongan untuk melakukan evaluasi terhadap integritas dan moralitas para legislator. Mereka berpendapat bahwa tindakan tegas harus diambil terhadap siapa pun yang merusak citra lembaga.
Sementara itu, Wahyudin sudah mengeluarkan permintaan maaf atas ucapan yang tercantum dalam video tersebut. Dia bersedia menerima semua konsekuensi dari perbuatannya, namun seruan untuk dipecat dari partai politiknya semakin menguat.
Langkah-Langkah Selanjutnya bagi Wahyudin Moridu
PDIP, sebagai partai yang menaungi Wahyudin, telah mengambil langkah cepat dengan memecatnya. Tindakan ini menunjukkan bahwa partai tidak akan menolerir perilaku yang merugikan reputasi mereka di mata publik.
Seiring dengan pemecatan tersebut, proses pergantian antarwaktu (PAW) akan segera dilakukan untuk memastikan posisi di DPRD tidak kosong. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan fungsi legislasi dan pelayanan publik di daerah.
BK DPRD Provinsi Gorontalo sudah merencanakan untuk membawa kasus ini ke sidang paripurna untuk mendapatkan keputusan akhir. Dengan demikian, diharapkan semua pihak bisa mendapatkan kejelasan dan keadilan terkait isu yang mencuat ini.